KEPEMIMPINAN DALAM ERA DEMOKRASI
Dalam konsep demokrasi yang terpenting adalah proses demokrastisasi, karena demokrasi yang baik merupakan hasil dari demokratisasi yang ideal, hal ini perlu ditekankan karena untuk menuju demokrasi yang ideal terkadang seorang Pemimpin kesandung dengan proses yan bias, maka terkadang tersadi berbanding terbalik dengan demorasi yang ideal tersebut.
Saya ingin mengatkan bahwa contoh-contoh pola demokratisasi seperti yang diberikan teladan dari orang-orang kharismatik tempo dulu, seperti Rosulullah pada kaum Jahiliyah, Mahatma Ghandi untuk kaum india, Dalailama untuk kaum Tibet, dan Cerita Satria Paningit untuk kaum Jonggring Saloka, Semua Pemimpin tersebut namanya harum walaupun jasad sudah hancur karena faktor kharismatik dalam membangun demokratisasi.
Adapaun kepemimpinan SBY (dengan tidak bermaksud memuji dan membanggakan) dalam Era penuntutan perubahan dari masyarakat secara luas sekarang, beliau kategori sebagai "So far So Good", kepemimpinan beliau berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya (kalau tidak mau di bilang sangat berbeda) terutama dalam pemberantasan korupsi (bukan sekedar penganan korupsi) sebagai law Inforcement sebagai salah satu langkah pembentukan demokratisasi yang ideal. Pemberantasan korupsi dari level lini sampai level atas dilakukan tanpa tendeng aling-aling, ini harus dilakukan sesuai program clean government, karena negara akan maju bila semua warga negaranya termasuk pejabat menjunjung nilai etika, dan jika etika hancur maka akan hancur pula negara tersebut.
Maka dapat ditekankan bahwa utuk membentuk pemimpin yang demokratis dalam era demokrasi harus memenuhi 3 syarat:
Pertama, Pemimpin harus kharismatik dan mempunyai etika tinggi.
Ibnu Qoyyim dalam buku Majmu' Fatawa, memaparkan bahwa syarat kepemimpinan yang dapat mensejahterakan rakyatnya dan dapat mengemban tugas penuh tanggung jawab, hanya pada pemimpin yang kharisma dan beretika. maka yang diperlukan pemimpin di saat ini dan disini adalah pemimpin kharisma dan beradab, ini penting sebelum melangkah pada pengujian kecerdasan pemimpin tersebut.
Kedua, shidiq dan amanah
Kejujuran (Shidiq) dan dapat dipercaya (Amanah) bagian sangat penting dari sifat pemimpin yang dibutuhkan zaman perubahan, saya meminjam bahasa Kuntowijoyo, sifat ini cendrung pada transedental dan humanisme, dan mungkin lebih cocok kalau kita katakan Pemimpin yang bisa melakukan pendekatan kepada Tuhannya(Hablu Min-Allah) dan kepada Masyarakatnya (Hablu-Min Annas), Kholifah Umar bin Khotob sebagai contoh kepemimpinan yang demikian, selain sebagi seorang yang agamis beliau pun dapat melakukan pendekatan total (Total Approach) kepada warga negaranya, ketika malam beliau tidak dapat tidur kalau masih mendengar keluhan warga yang belum bisa menikmati makanan, beliau takut untuk menggunakan anggaran negara untuk keperluan pribadi dan keluarganya.
Semoga Bapak SBY menjadi pemimpin yang dapat memenuhi karakter tersebut, niscaya perubahan baik untuk bangsa dan negara akan terjadi dalam waktu yang cepat.
Ketiga, Keberanian untuk berubah
Keberanian (Gut) ini akan dituntut sebagai dari bagian ketegasan pemimpin, kebijakan tanpa ada keberanian akan terjadi bias dan tanpa arah. keberanian sejati akan timbul ketika dalam kebenaran,dengan sifat ini akan mengundang apresiasif dari warga dan negara yang menuntut perubahan.
Keberanian dalam kebijakan, keberanian dalam penegakan hukum, keberanian dalam membela kaum tertindas, dan keberanian dalam memperjuangkan hak bangsa dan negara, ini harus dilakukan dengan penu keteladhanan. Wallahu 'alam
Pengirim:
Surip,SHI,MM
HP :08128536476